Bahasan kali
ini, tentang gugus fungsi alkohol dan fenol dulu ya....
Dalam ilmu
kimia organik, telah terbagi-bagi senyawa organik berdasarkan konsep gugus
fungsi. Gugus fungsi merupakan suatu kumpulan atom yang terikat bersama dengan
suatu cara tertentu, sebagai bagian dari suatu molekul yang mempengaruhi
karakteristik sifat fisik dan kimia molekul tersebut secara keseluruhan. Pada alkohol,
gugus –OH terikat pada atom karbon tetrahedral. Jika gugus –OH terikat pada
satu atom karbon yang mengikat 3 atom hidrogen maka alkohol tersebut adalah
metanol.

Perhatikan gambar disamping *_*
Jika karbon yang mengikat –OH terikat pada satu atom karbon lain dan 2
atom hidrogen disebut alkohol primer (10).
Jika atom karbon yang
mengikat gugus –OH terikat pada 2 atom karbon lain, disebut alkohol sekunder (20).
Sementara alkohol yang mengikat 3 atom karbon lain disamping gugus –OH disebut
alkohol tersier (30).
Dalam fenol,
gugus –OH terikat pada karbon yang menjadi bagian langsung dari cincin
aromatik. Alkohol dan fenol memiliki kemiripan dalam beberapa hal, tetapi
terdapat perbedaan yang cukup mendasar sehingga kedua kelompok senyawa ini
dianggap sebagai kelompok gugus fungsi yang berbeda.
Salah satu perbedaan utama
adalah fenol bersifat jutaan kali lebih asam daripada alkohol. Penambahan
sejumlah larutan natrium hidroksida ke dalam fenol akan menyebabkan gugs –OH dalam
molekul terdeprotonasi, hal ini tidak akan terjadi pada alkohol.
Semakin besar struktur suatu alkohol
atau fenol, maka biasanya titik didihnya semakin tinggi. Ketika ukuran suatu
alkohol bertambah besar, maka probabilitas alkohol menjadi berwujud padat
semakin besar (semakin besar senyawa fenol berwujud padat).
Sebagian
kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun, ketika ukuran gugus alkyl
pada alkohol bertambah besar, kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan gugus alkyl yang dapat mengganggu pemebentukan ikatan
hidrogen antara gugus hidroksi dengan air.
Jika
gangguan ini terjadi cukup besar, mengakibatkan molekul-molekul air akan
menolak molekul-molekul alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen
antarmolekul air.
Situasi serupa dialami pula oleh senyawa fenol,
jika gugus non polar (seperti gugus alkyl) terikat pada cincin aromatik. Maka,
kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang menjadi alasan mengapa
gugus non polar sering disebut sebagai gugus hidrofob.
0 comments:
Post a Comment