Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan
Vocabulary of International Metrology (VIM), kalibrasi adalah kegiatan yang menghubungkan
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang
berkaitan dengan besaran yang diukur).
(Rouessac 2007)
Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Kalibrasi alat-alat gelas dapat dilihat dari
macam kaca atau gelas yang dapat digunakan untuk membuat alat ukur gelas
tersebut, yaitu:
- Soft glass atau sodalime glass (kaca lunak), direkomendasikan bahwa peralatan volumetrik gelassoda-laime direkalibrasi setelah 5 (lima) tahun penggunaan kecuali bila kondisi frosting yang terlihat pada saat kering teramati telah terjadi lebih cepat dari 5 (lima) tahun.
- Borosilicate glass (kaca dengan kualitas baik ), namun untuk gelas barosilikat direkomendasikan rekalibrasi dilakukan setelah 10 (sepuluh) tahun penggunaan, bagaimanapun sifat tampaknya.
Untuk
meminimalkan masalah kita dapat melakukan kalibrasi yaitu, mengukur volume
larutan yang nyata dikeluarkan atau terkandung dengan menimbang massa air.
Beratnya bisa dilakukan dengan akurasi yang sangat baik, dan mengetahui
densitas air yang dapat kita hitung volume massa air yang diberikan. Dengan
demikian kita dapat menentukan kapasitas pasti dari gelas tersebut.
Yah… mungkin bukan kapasitas yang tepat, tapi
setidaknya kita akan tahu volume dengan akurasi yang jauh lebih tinggi daripada
jika kita menganggap nilai nominal.
(Pyzdek 2003)
Prinsip kalibrasi alat ukur volume dilakukan dengan mengukur bobot suatu volume
air destilata yang dikeluarkan oleh alat ukur volume. Bobot ini kemudian
dibandingkan dengan bobot jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut
dilakukan, sehingga dapat ditentukan nilai ketepatannya.
Pengerjaan pengkalibrasian skala volum
dilaksanakan dengan cara memerhatikan beberapa hal antaralain :
- Cuci alat gelas yang akan dikalibrasi sebersih mungkin dengan larutan pencuci yang sesuai dengan jenis kotoran seperti pencuci dikhromat untuk menghilangkan lemak, setelah itu cuci dengan air dan disusul dibilas dengan aquadest. Keringkan tapi tidak melalui pemanasan. Alat gelas harus kering dan bersih seteliti mungkin.
- Proses penimbangan harus dilakukan dalam waktu yang singkat (repeatability condition).
- Masukkan aquadest dengan bantuan pipet yang bersih juga sampai tanda batas yang diinginkan.
- Baca volum seteliti mungkin menjaga agar tidak terjadi kesalah paralaks.
- Ukur suhu kamar (suhu aquadest akan sama dengan suhuh kamar).
- Prosedur penimbangan di atas harus diulangi dengan jumlah pengulangan (n) yang memadai untuk memperoleh ketidakpastian pengukuran yang dikehendaki oleh laboratorium Pengukuran temperatur air harus dilakukan terhadap air di dalam penampungan dan terhadap air di dalam wadah sebelum dan sesudah penimbangan.
- Selanjutnya kita gunakan tabel hitungan volume dan berat (bj) aquadest pada berbagai suhu. Massa air dapat dikonversi ke volume dengan menggunakan persamaan V= m/d ; dimana V adalah volume, m adalah massa air dan d adalah densitas air pada suhu yang diberikan. Kemudian dicari standar deviasi dan % kesalahannya.
Seberapa lama interval kalibrasi dilakukan?
Setahun? Atau bolehkah customer meminta interval kalibrasi lima tahun misalnya,
dari yang biasanya setahun ?
Semua itu juga sangat tergantung dari umur alat
ukur, kinerjanya, bahkan siapa pabrikannya pun jelas memiliki bobot tersendiri
untuk menentukan interval kalibrasi ini. Dalam perkembangannya, ISO pun
mempertimbangkan hal ini, ada aturan yang melarang Lab untuk sewenang-wenang
memberikan judgement interval kalibrasinya, biasanya terkadang dibuat untuk urusan
komersil. Tentu saja semakin cepat alat ukur harus dikalibrasi kembali, akan
semakin mempertinggi kesempatan Lab mendapatkan efek ekonomisnya dan yang
seperti ini, tentu akan berpotensi merugikan customer.
terimakasij infonya
ReplyDeletesama-sama semoga bermanfaat..
ReplyDelete